Bahagia vs Kecewa.


Sumber foto: Pinterest.com

"Bahagia itu sederhana."

Itu kata ka Marchella, penulis buku NKTCHI. Saya setuju. Begitu pun hidup. Kata Confocius, "Hidup itu sederhana, kitalah yang membuatnya sulit."

Semua orang pun punya kebahagiaannya masing-masing. Ada yang bahagia hanya karena memakan es krim. Ada yang bahagia hanya karena memakan coklat. Ada yang bahagia hanya karena membeli ponsel baru. Ada yang bahagia karena mendapat kenaikan jabatan dan gaji. Ada yang bahagia karena mendapatkan nilai bagus. Ada yang bahagia karena menikah tahun ini. Ada yang bahagia karena lepas dari hubungan toxicnya. Intinya semua orang bahagia dengan cara dan hasilnya sendiri-sendiri. 

Sama seperti orang-orang, saya pun punya kebahagiaan saya sendiri. Kalau ditanya apa, saya akan jawab kalo kebahagiaan saya itu adalah bisa menghabiskan waktu bersama orang-orang yang berharga dalam hidup saya. Iya, benar, kurang lebih maksud saya adalah waktu.

Kalian pasti sering mendengar ucapan, "Waktu adalah uang", ucapan dari Benjamin Franklin ini seakan menjadi pengingat paling hebat untuk umat manusia. Benjamin menyamakan waktu dengan uang. Tentu kita paham bahwa uang adalah salah satu hal penting dalam kehidupan. Sama seperti uang, waktu pun menjadi salah satu hal yang berharga untuk dimanfaatkan. Meski tidak bisa dijaga seperti uang, setidaknya waktu mampu memberikan warna tersendiri.

Dari dulu yang saya inginkan dari kehidupan ini hanyalah kebahagiaan. Saya ingin laptop baru agar saya bahagia. Saya ingin motor baru agar saya bahagia. Saya ingin rumah baru agar saya bahagia. Saya ingin naik jabatan agar saya bahagia. Saya ingin itu dan ini agar saya bahagia. Intinya SAYA INGIN BAHAGIA.

Tapi... ternyata saya salah. Hidup ini gak melulu tentang bahagia. Keinginan untuk terus bahagia kadang bisa jadi senjata buat diri sendiri, karena kita akan dituntut untuk lupa kalo hidup ini adalah tentang keseimbangan. Saya gak bisa selamanya bahagia. Saya harus tahu rasanya sedih, nangis, dan kecewa. Karena dengan adanya air mata, saya sadar kalo saya ini manusia. 

Semua sisi dari hidup punya porsinya; termasuk kesedihan.

Kita gak harus terlihat bahagia setiap detiknya. Kita gak harus selalu memakai topeng joker setiap menitnya. Kita gak harus berpura-pura setiap harinya. Nangis gak ngebuat kita kelihatan lemah, ko. Justru, dengan menangis, kita udah nurunin sedikit gengsi dan ego kita. 

Gak apa-apa ko untuk ngerasa capek setelah berjalan sejauh ini. Saya dan kalian udah hebat karena udah bisa bertahan sejauh ini. Meski di luar sana lebih seram daripada apa yang kita bayangkan, setidaknya kita tahu kalo kita bukan penakut untuk ngadepin masalah. 

Sekarang, kita istirahat dulu, ya. Gak ko, kita gak muter balik, kita akan terus berjalan dan mengejar tujuan kita. Tenang aja, percaya sama saya akan ada banyak orang yang bakal temenin kamu untuk ngadepin semua ini. Kalaupun ternyata gak ada orang yang temenin kamu, kamu gak boleh ngerasa sendiri karena Tuhan gak akan pernah ninggalin kamu dalam keadaan apa pun.  

Saya percaya, meskipun ada banyak halangan di depan kita, kita akan tiba di tujuan di waktu yang tepat. Jangan biarkan apa yang orang lain utarakan, menghancurkan apa yang kamu yakinkan. 

Terkadang dunia memang tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan, tapi kita harus percaya bahwa semua menyimpan alasan. 

Komentar

Postingan Populer