Salah siapa ?

Assalamualaikum teman-teman... jumpa lagi sama saya, bagaimana kabar kalian ? Saya harap kalian selalu dalam keadaan sehat ya..

Pada kesempatan kali ini, saya mau sharing nih tentang proses saya dalam belajar. Selama perjalanan saya belajar, saya sering sekali merasakan yang namanya "KEGAGALAN", entah hal tersebut muncul dari lingkungan saya seperti lingkungan yang memaksa saya untuk malas, bodoh, tidak fokus dan semacamnya. Atau dari pribadi saya seperti rasa acuh terhadap tugas, menunda-nunda waktu belajar, merasa sudah pintar dan semacamnya. Atau dari orang-orang sekitar saya yang membuat saya bodoh, tidak percaya diri atau semacamnya, karena yang perlu kalian ketahui bahwa pergaulan memiliki peran besar dalam membangun sebuah karakter bagi seseorang.

Saya mau cerita dikit nih, dikit aja ehehehhe. Pada umur 13 tahun, saya menimba ilmu di salah satu pesantren ternama di daerah Condet, Jakarta Timur. Disana saya benar2 merasakan sebuah kekeluargaan meskipun ada beberapa orang yang berfikir bahwa pesantren adalah tempat 'penitipan' anak yang nakal sehingga orang tuanya menitipkannya di pesantren. Ini adalah pemikiran yang sangat -sangat salah. Seharusnya orang tua berfikir bahwa mereka memasukkan anaknya ke pesantren agar anak-anak mereka faham tentang agama yang "benar".

Kenapa saya beri tanda kutip (") pada kata benar, karena saya merasa bahwa pada zaman modern sekarang, masyarakat terutama remaja sering sekali menghiraukan permasalah agama, atau mereka memperhatikan agama namun salah dalam memilih agama. Saya tidak memihak agama manapun disini, saya hanya ingin berkata " carilah agama dengan usaha dan fikiranmu sendiri ! Jangan beragama karena didasari ikut-ikutan "...

Lalu kehidupan saya berlanjut hingga saya mendapatkan beasiswa untuk belajar di salah satu negri di Timur Tengah, lebih tepatnya di Irak. Ada cerita menarik sebelum saya berangkat ke Irak, saya memberitahu beberapa teman saya tentang beasiswa saya dan saya berterima kasih untuk respond mereka yang positif, tapi ketika saya memberitahu mereka tentang negara yang saya ingin tempati, mereka langsung berfikir bahwa negara ini adalah negara " teroris ", negara " satu ajaran", negara "radikal" dan semacamnya...

Disini saya dapat mengambil beberapa poin, yaitu :

1. Manusia masih sangat sering menilai secara langsung sesuatu dari bagian luarnya, atau menilai secara langsung sesuatu hanya karena didasari informasi yang belum tentu "sumber" dan "yang memberitakan" dapat DIPERCAYA...

2. Manusia masih sangat gampang dijadikan ROBOT oleh tangan-tangan perusak akal lewat media-media atau perantara-perantara yang DIBUAT atau DISEWA oleh setan-setan berwujud manusia

Saya tidak bisa mengatakan bahwa semua negara Timur Tengah adalah negara teroris, dan sayapun tidak bisa mengatakam bahwa semua negara Eropa adalah negara yang baik dan memiliki moral tinggi, begitupun negara-negara yang berada di Asia atau Benua Amerika. Semuanya kembali pada diri masyarakat itu sendiri, bagaimana cara mereka bersatu dan membuat sebuah nilai yang baik dimata dunia.

Kehidupan saya pun tidak bisa dibilang susah atau mudah. Karena saya tahu bahwa ada orang yang lebih susah dari saya menjalani hidup ini, dan ada yang lebih mudah dari saya menjalani hidup ini.

Hidup ini relatif, ketika kita menganggapnya mudah, maka hidup ini akan mudah mengikuti sugesti dalam fikiran kita, begitupun keadaannya jika kita mensugestikan bahwa hidup ini susah. Hidup ini terlalu biasa tanpa adanya rintangan, hidup inipun terlalu gila jika selalu ada rintangan... Tuhan Maha Baik, maka dari itu Ia memberikan kita tantangan sesuai kadar kemampuan kita.

Saya akan berkata "iya" apabila ada yang menanyakan kepada saya "apakah kamu pernah jatuh dan bangkit dalam hidupmu?" ...

Saya pernah atau bahkan sering kali merasakan "KEBOSANAN" dalam hidup saya. Jujur, saya bahkan pernah mencoba bunuh diri karena tekanan dalam hidup ini, saya sering sekali mencoba menjadi "orang lain" agar melupakan rintangan atau permasalahan dalam hidup saya. Saya merasa bahwa hidup ini tidak adil, selalu ada saja rintangan ketika saya sudah berhadapan dengan kesuksesan, selalu ada kekurangan ketika saya merasa bahwa apa yang saya lakukan sudah mencapai kesempurnaan, selalu ada rasa iri ketika saya melihat apa yang saya lakukan tidak lebih baik daripada orang lain, selalu dan selalu berputar dalam hal-hal negatif....

Lalu apa yang saya lakukan ???

Hanya berdiam diri lalu mengunci diri agar tidak bisa dinilai orang lain, karena ada pepatah mengatakan " diam lebih baik daripada berbicara ?", saya pun tidak setuju dengan pepatah ini, karena menurut saya, manusia akan selalu dinilai oleh orang lain setiap detik, baik manusia itu diam atau berbicara....

Lalu apa ?

Hanya duduk melihat orang lain menanjak kesuksesan ? Meskipun sering kali kita lihat banyak orang yang mencari kesuksesan dengan menghalalkan segala cara. Pada zaman sekarang, manusia sudah GILA karena mencari kesuksesan, atau bisa kita katakan bahwa itu bukan kesuksesan, tapi kegagalan yang bersifat menyenangkan. Yap, kita sering sekali melihat bahwa masyarakat Indonesia berburu dalam mencari kepopuleran entah dengan cara memberi prestasi atau mencari sensasi. Sungguh miris memang negara ini, jadi lahan percobaan negara zionis dalam membentuk sebuah karakter yang tak berakademis lalu ujung-ujungnya hanya menjadi pengemis....

Saya sendiri pun pernah mencoba untuk dikenal, sering sekali melalukan hal bodoh hanya untuk mendapatkan perhatian dari lingkugan sekitar. Tapi setelah melakukan itu, saya merasa bahwa diri saya bodoh, tak punya harga diri, tak punya tujuan hidup meskipun pada tampilan luarnya pun saya merasa senang karena "dikenal" orang lain. Namun bukan ini yang namanya " kebahagiaan sejati", saya fikir ini hanya topeng palsu dalam membentuk karakter yang bernilai dimata masyarakat.

Hari ini pun saya telah "gagal" dalam membangun kepercayaan beberapa guru di sini, saya selalu berfikir bahwa melakukan sesuatu itu mudah, nyatanya malah salah. Yang saya dapat hanya penyesalan dalam diri, karena sudah susah payah belajar dan belajar. Namun ketika dihadapkan dengan sebuah ujian, saya tidak bisa lagi memberi sebuah kepuasan.

Saya berfikir bahwa apakah Tuhan adil ? Ketika seorang hamba yang sudah bersusah payah belajar, meluangkan waktunya untuk menghafal dan memahami pelajaran lalu ia mendapatkan nilai yang tidak ia harapkan. Di sisi lain, ada seorang hamba yang tidak berjuang keras dalam belajar, bahkan kita bisa bilang bahwa dia tidak belajar, dan is mendapatkan nilai yang memuaskan....apakah ini adil ?

Saya tahu berprasangka buruk pada Tuhan adalah satu hal yang sangat salah, lalu saya harus berfikir apa ? Mencoba mencari hikmah di balik nilai yang rendah ? Hal itu tidaklah mudah !!! Jangan kira hamba-hamba yang selalu saja mendapat musibah, dengan mudah mereka menahan amarah karena tak lagi mendapat apa yang mereka harapkan. Mungkin ada dari kalian berfikir bahwa " coba lu introspeksi diri ! Mungkin semuanya kembali ke diri lu ! Ada kesalahan yang menghancurkan kebahagiaan !"...

Ok, saya adalah salah satu orang yang percaya bahwa kesalahan kecil dapat menghancurkan keberhasilan besar. Tapi coba kalian perhatian dengan baik pelaku kesalahan kecil tersebut, apakah adil jika orang yang setiap harinya berbuat baik lalu hanya karena ia melakukan kesalahan kecil, hal itu menghancurkan semua kebaikan yang ia buat ? Apakah itu yang disebut keadilan Tuhan ? Saya yakin Tuhan tidak akan melakukan seperti itu.

Tapi pertanyaannya adalah " kenapa ada orang baik yang bernasib buruk ?" Dan ada " orang buruk yang bernasib baik ?".

Saya mengerti bahwa hidup adalah pilihan, sering sekali kita melakukan kebaikan namun menurut Tuhan malah sebaliknya. Jujur, saya adalah seseorang yang selalu berfikir "ketakutan" untuk mencoba sesuatu atau takut akan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Saya tidak mengerti kenapa saya berfikir seperti "itu" but itd is a real ! Ini yang terjadi pada saya...

Saya tidak peduli tentang perkataan yang orang lain terhadap saya, saya sering mendengar orang lain berkata bahwa saya adalah orang yang lebay, mempunyai 2 kpribadian, overthinking and more...

And you know what i am said ? Bullshit...!!

Saya sudah sering menjadi orang lain hanya karena saya ingin dikenal, menjadi teman, pendekatan sebuah hubungan, dll. Saya lelah bila harus memakai topeng ini, saya sudah merasa tertekan dengan kehidupan yang saya miliki, keributan dan kemunafikan ada dimana-mana, senyum palsu yang menaburkan racun permusuhan. Seriga dibalik selimut, setan berbaju malaikat atau semacamnya....

Saya iri dengan kehidupan teman-teman saya yang selalu mendapat kebaikan, pujian dan keberhasilan padahal mereka tidak serajin saya. Saya sudah mencoba melakukan segala cara agar lebih baik dari mereka, namun nyatanya apa ??? Tetap mereka lebih didepan dari saya !

Lalu saya harus bagaimana ???
Cukup untuk kesempatan kali ini, saya akan melanjutkannya lain waktu, itupun jika kalian masih rindu dengan kata-kata saya yang tak bermutu...

Diketik lewat telfon pintar merek samyang.

Najaf,Irak.

Komentar

Postingan Populer