Pembisuan publik - Beropini #4
Assalamualaikum teman-teman, bagaimana kabarnya nih ?? I'm so excited buat nulis artikel ini. pada kesempatan kali ini, gua akan memberikan opini tentang kejadian-kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. ok, kita tahu bahwa beberapa minggu yang lalu terjadi beberapa ledakan yang bertema teroris dan beberapa kejadian "aneh" lainnya.
Gua bakal bahas tentang kejadian ledakan yang terjadi di Surabaya. menurut gua, kejadian ini memberikan beberapa poin lucu didalamnya, sebelum menyebutkan poin yang gua dapat, gua turut berbela sungkawa terhadap anggota keluarga yang menjadi korban. ok, lets read !!:
1. Guys, kejadian ini memberikan kita pengetahuan bahwa Indonesia sudah menjadi lahan perekrutan member baru bagi ajaran-ajaran yang "aneh". Gua setuju bahwa Indonesia adalah Negara yang bebas berkeyakinan, maksud dari bebas disini adalah tetap sesuai dengan undang-undang Negara, sesuai dengan pancasila, sesuai dengan jalur Negara, bukan malah meyakini sebuah ajaran yang mengajarkan sebuah pemaksaan, pembunuhan terhadap orang yang tidak sesuai dengannya, pengkafiran, pendidikan yang tidak benar, penumbuh bibit-bibit pemberontak. Kita tau bahwa Negara kita adalah Negara yang bebas berpendapat, namun pendapat kita harus didukung dengan alasan yang jelas dan kuat, saling berdiskusi bukan malah saling intimidasi. Maka dari itu, kita harus bias menseleksi apa yang masuk ke Negara kita, bahkan kita harus menseleksi apa yang muncul dari Negara kita, bukan hanya semata-mata menerima dengan senyuman tanpa melihat efek dari ajaran atau sesuatu tersebut.
2. Apakah kalian pernah berfikir bahwa kenapa para media "bungkam" dengan kejadian apa yang sebenarnya terjadi ?? kejadian yang seharusnya dibawa ke publik, malah mereka simpan bahkan mereka berani untuk mengubah kebenaranya. Inilah yang terjadi di negri ini, gua gk mengatakan bahwa semua media sosial itu "kotor", tapi gua berpendapat bahwa dunia sosial atau media sosial ini adalah sarana seseorang membungkam sesuatu, menhujat sesuatu, membalikkan sebuah fakta, menaikkan derajat sesuatu dan semacamnya. Kita tidak bisa menahan perjalanan mereka, bahkan kita gk sadar bahwa mata kita tertutup oleh kain hitam media, semua kembali ke diri kita. Apakah kita berani untuk menampilkan sebuah kebenaran terlepas dari baik atau buruk ? Atau malah terdiam dan menutup mulut akan hal itu ?.
1. Guys, kejadian ini memberikan kita pengetahuan bahwa Indonesia sudah menjadi lahan perekrutan member baru bagi ajaran-ajaran yang "aneh". Gua setuju bahwa Indonesia adalah Negara yang bebas berkeyakinan, maksud dari bebas disini adalah tetap sesuai dengan undang-undang Negara, sesuai dengan pancasila, sesuai dengan jalur Negara, bukan malah meyakini sebuah ajaran yang mengajarkan sebuah pemaksaan, pembunuhan terhadap orang yang tidak sesuai dengannya, pengkafiran, pendidikan yang tidak benar, penumbuh bibit-bibit pemberontak. Kita tau bahwa Negara kita adalah Negara yang bebas berpendapat, namun pendapat kita harus didukung dengan alasan yang jelas dan kuat, saling berdiskusi bukan malah saling intimidasi. Maka dari itu, kita harus bias menseleksi apa yang masuk ke Negara kita, bahkan kita harus menseleksi apa yang muncul dari Negara kita, bukan hanya semata-mata menerima dengan senyuman tanpa melihat efek dari ajaran atau sesuatu tersebut.
2. Apakah kalian pernah berfikir bahwa kenapa para media "bungkam" dengan kejadian apa yang sebenarnya terjadi ?? kejadian yang seharusnya dibawa ke publik, malah mereka simpan bahkan mereka berani untuk mengubah kebenaranya. Inilah yang terjadi di negri ini, gua gk mengatakan bahwa semua media sosial itu "kotor", tapi gua berpendapat bahwa dunia sosial atau media sosial ini adalah sarana seseorang membungkam sesuatu, menhujat sesuatu, membalikkan sebuah fakta, menaikkan derajat sesuatu dan semacamnya. Kita tidak bisa menahan perjalanan mereka, bahkan kita gk sadar bahwa mata kita tertutup oleh kain hitam media, semua kembali ke diri kita. Apakah kita berani untuk menampilkan sebuah kebenaran terlepas dari baik atau buruk ? Atau malah terdiam dan menutup mulut akan hal itu ?.
Think smart guys !! Kita berhak berpendapat tapi kita harus menseleksi apa yang kita lontarkan.
Komentar
Posting Komentar