Love Is Falsehood
Sumber foto: Pinterest.com
Lagi-lagi menulis. Benar memang kata @Ntsana dan @Iidmhd, salah dua penulis favorit saya yang mengatakan bahwa menjadi penulis adalah pekerjaan seumur hidup. Saya sangat bersyukur ketika Tuhan menganugrahi saya semangat untuk menulis dan saya harap saya akan tetap menulis sampai hembusan nafas terakhir saya pergi.
Kali ini tulisan saya muncul karena kegelisahan saya perihal cinta. Saya sudah berkali-kali menghapus media sosial seperti Instagram, Twitter dan semacamnya yang menampilkan kata-kata romantis, curhatan romantis bahkan drama-drama romantis masa kini. Bila ditanya kenapa, saya akan mengatakan saya telah muak dengan segala keromantisan manusia. Apalagi ucapan-ucapan aneh seperti "Saya suka kebucinan ini.", "Yang jomblo bisa apa?", "Uwu banget sih yang punya pacar.", dan ucapan lainnya.
Halah! Sudah deh, saya merasa bingung dengan orang-orang yang selalu saja mementingkan urusan cinta. Selalu khawatir saat jodoh tak kunjung datang. Selalu gelisah atau malu karena tidak punya pacar. Menjadikan cinta sebagai dewa. Intinya bagi mereka cinta adalah segalanya. Sedetik aja mereka nggak punya cinta dari orang-orang, rasanya hidup mereka tuh mau selesai.
Punya satu pacar, nggak puas. Lalu cari yang lain dengan dalih bosan dengan pacar yang dulu. Punya dua pacar, masih belum puas. Pun ia mencari kembali pacar baru. Jadi apa sih yang sebenarnya dicari?
Menjalin hubungan dengan lawan jenis itu bukan sekedar memuaskan seks atau hormon belaka. Kebahagiaan kita tidak bergantung dengan mereka. Banyak ko orang-orang yang single atau bahasa orang-orang jomblo tapi mereka bahagia. Itu karena mindset mereka tidak seperti yang lainnya. Mereka pikir kebahagiaan mereka muncul dari diri mereka sendiri.
Seberapa besar usaha orang lain untuk membahagiakan kita, jika kita tidak ingin bahagia, maka kita tidak bahagia. Begitu pun sedih.
-Jafar Shodiq.
Apasih yang sebenarnya dicari dari status pacaran? Ada yang merhatiin? Orangtua pun bisa beri kita perhatian melebihi apa yang pacar berikan. Ada yang ngejagain? Kita ini cari pacar atau bodyguard? Kalo alasannya adalah ada yang ngejagain, ya sewa bodyguard aja. Badannya pun lebih berotot daripada kekasih kalian. Ada yang ngajak makan bareng? Ya kalo laper kenapa mesti nunggu pacar ngajak makan sih? Kalo laper ya tinggal makan aja. Nanti pas diajak makan sama pacar, makannya malah dikit, biar tetap jaga image di depan dia. Aduh... ribet banget.
Saya bahkan sempat berada di titik di mana saya meyakini bahwa cinta adalah kebohongan. Tidak ada cinta yang murni di dunia ini. Selalu ada hal buruk yang bercampur dengannya. Entahlah apa saya ini sudah cukup gila atau tidak. Itu semua saya simpulkan setelah melihat fenomena aneh di umat manusia; terlalu belebihan dalam menanggapi cinta.
Bagi lelaki, jatuh cinta itu hanya satu kali. Namun untuk menghamili perempuan, ia bisa melakukannya seribu kali.
-Jafar Shodiq.
Ucapan saya di atas tidak bermaksud mengatakan bahwa perempuan hanya sebagai pabrik anak. Tentu kata pabrik terlalu kasar bila disematkan pada perempuan. Karena bagi saya dan seharusnya seperti itu, perempuan adalah mahluk Tuhan paling unik dari segala kehebatannya. Meski tidak bisa dibandingkan mana yang lebih hebat antar lelaki dan perempuan, karena kedua-duanya memang berjalan di jalan berbeda sehingga memiliki rintangan yang berbeda pula.
Beberapa kali saya menemukan manusia yang membela cintanya hingga mengorbankan nyawa serta agama. Tidak peduli lagi dengan apa yang dikatakan Tuhan, mereka tetap berjuang untuk dipersatukan. Tidak salah banyak orang bilang cinta itu buta, bukan hanya membutakan mata dan hati, namun juga agama. Menjadikan cinta nomor satu di atas Tuhan adalah kekeliruan. Karena ketika Tuhan melarang atau memerintahkan sesuatu, selalu ada kebaikan untuk diri kita sendiri yang kita tak jarang kita tidak ketahui apa.
Contohnya adalah ketika Tuhan melarang kita untuk berhubungan badan sebelum menikah. Maka pastilah larangan itu mengakibatkan satu dampak buruk untuk kehidupan kita. Begitu pula kenapa Tuhan memerintahkan kita untuk menikah agar sah dan melakukan segala hal dengan pasangan terasa lebih mudah. Tentu ada kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Bila dilihat dari luar, maka saya pun pernah menganggap perintah untuk menikah sebelum berhubungan badan adalah satu hal yang konyol. Ya kalau pun ingin berhubungan badan, kenapa mesti menikah terlebih dahulu? Bahkan ikatan pernikahan yang hakiki pun tidak terlihat meski ada bukti-bukti sahnya. Maksud saya, ikatan suami-istri itu adalah ikatan yang tercantum di benak. Tidak di luar. Lantas apa manfaatnya?
Salah satu teman saya menjawab, salah satu dampak buruk berhubungan badan sebelum menikah adalah tidak diketahuinya ayah sang bayi bila ia lahir. Adapun dampak rohaninya pun akan tetap ada. Begitu pula dengan sisi kesehatan atau biologis, kalian bisa bertanya dengan yang ahlinya perihal itu.
Yang ingin saya sampaikan adalah cinta itu fitrah manusia. Namun cinta yang berlebihan itu sebuah kebohongan. Apalagi jika sudah tidak mempedulikan Tuhan.
Saya pun membaca banyak sekali kutipan-kutipan tokoh dunia tentang cinta. Seperti kutipan;
Cinta sejati itu memandang kelemahan, lalu dijadikan kelebihan untuk saling mencintai.
-BJ. Habibie.
Atau,
Kalau aku sudah memilikimu, aku tidak membutuhkan apa-apa lagi.
-Wonder Girl.
Atau,
Cinta adalah ketika kebahagian oranglain lebih penting daripada kebahagiaamu.
-H. Jackson Brown.
Dan kutipan lainnya. Baiklah, semua ini kembali pada diri masing-masing. Semua manusia memiliki cinta. Namun sebagian dari mereka dibuat oleh nafsu, dilahirkan dalam keadaan tidak diterima, dibiarkan hidup dalam kecewa, dan dibiarkan mati oleh dunia.
Sudah dulu tulisannya. Saya mau makan siang dulu. Jangan lupa jaga kesehatan.
Komentar
Posting Komentar