"Selamanya Aku Tidak Akan Bisa Jadi Manusia."

Sepertinya hari ini saya telah banyak menulis artikel atau cerita. Tidak apa. Saya pun menulis untuk saya sendiri. Bila sekiranya ada manfaat untuk orang lain, maka bagi saya itu hanya bonus belaka. Dulu saya menulis agar orang-orang mengenal saya, menaikkan followers di Instagram saya sehingga saya bisa menggunakan fitur swipe up ala selebgram atau artis ternama, pun banyak yang menonton saat sedang live Instagram, atau perhatian-perhatian lainnya. Toh manusia memang haus akan pengakuan. 

Segala cara akan dilakukan manusia untuk bisa merebut pengakuan, termasuk menafikan Tuhan.

-Jafar Shodiq.

Tulisan kali ini muncul dari pertanyaan yang ditanyakan oleh beberapa teman saya. Mereka bertanya perihal biodata saya. Kenapa saya menulis I'm not human di bio saya itu. Jawaban saya cukup sederhana, "Karena saya merasa saya belum menjadi manusia." 

Bagi saya, menjadi manusia adalah proses panjang dalam kehidupan dan sampai detik ini pun saya belum bisa mengatakan saya adalah manusia sebagaimana manusia utuhnya. Tidak-tidak, saya hanya hewan yang diberi akal oleh Tuhan sehingga dibedakan dari hewan-hewan lainnya yang tidak berakal. Akal pun adalah alat berpikir dan sederhananya ketika saya tidak menggunakan akal saya untuk berpikir maka saya bukan manusia karena saya tidak sesuai dengan definisi manusia; hewan yang berpikir. 

Akal adalah salah satu hadiah tersebar dari Tuhan untuk umat manusia selain jasad. Dari kacamata saya, Tuhan pun tidak memberikan akal sia-sia karena Ia adalah Maha Suci dari kesia-siaan. Selalu ada tujuan kenapa Tuhan memberikan sesuatu pada mahluknya, termasuk akal. 

Kerapkali saya melakukan perbuatan atau melontarkan ucapan yang tidak menggunakan akal. Seperti melontarkan ucapan kasar yang tidak kenal kondisi lawan bicara. Atau tidak bersyukur setelah mendapatkan rezeki. Atau melakukan hal-hal yang menurut akal tidak semestinya dilakukan. Oleh karena itu pula saya belum berani mengatakan bahwa saya ini manusia. Sulit rasanya mengatakan saya ini manusia sedangkan perbuatan dan ucapan saya tidak sesuai dengan nalar sehat. Rasanya saya hanya mengotori Tuhan dengan menampakkan perbuatan dan ucapan yang tidak dapat dibenarkan. 

Saya sendiri tidak tahu kapan dan di mana saya akan menjadi manusia seutuhnya. Mungkin saya akan menjadi manusia saat tubuh saya sudah bersemayam di liang lahat berdalam dua meter itu, tempat peristirahatan terakhir saya, tempat yang digadang-gadang akan jadi tempat paling mengerikan atau malah menyenangkan untuk umat manusia. Semuanya tergantung amal baik dan buruk manusia itu. Bahkan di hadapan Tuhan pun, saya sendiri masih ragu apakah saya ini sudah pantas menjadi manusia? Kenapa tidak Ia ciptakan saja saya menjadi anjing? atau kucing? atau bahkan tumbuhan sekali pun agar saya tidak memikul tangggung jawab akal ini, agar saya tidak perlu khawatir bahwa akal tidak setuju atau setuju, agar saya bisa melakukan apa yang saya mau dan tidak mau. 

Kenapa Tuhan menciptakan saya sebagai manusia jika saya sendiri merasa tidak mampu menjadi manusia? 

-Jafar Shodiq.

Alasan lain saya belum siap menjadi manusia karena apa yang saya lihat sekarang. Pembunuhan massal terjadi di mana-mana. Peperangan terjadi di mana-mana. Kemanusiaan tidak lagi dihiraukan karena perbedaan sudah menjadi kompas kehidupan. Tidak lagi persamaan sebagai manusia dipentingkan. Yang terpenting bagi mereka hanyalah kekuasaan agar mereka tetap bisa eksis hadir di muka bumi. 

Karena itu semua, saya pun berpikir apakah manusia seperti ini? Apakah mereka tidak malu mengaku sebagai manusia namun tidak memperlakukan manusia lain dengan semestinya? Apakah mereka tidak sadar bahwa ada sisi kemanusiaan di dalam diri mereka? Apakah manusia tidak lagi peduli dengan kemanusiaan? Apakah manusia adalah mahluk yang mengedepankan emosi ketimbang akal? Mengutamakan nafsu ketimbang akal? Tidak sadarkah mereka adalah mahluk paling beruntung di bumi ini karena keberadaan akal itu? Tidak tahukah mereka bahwa mereka pun berasal dari cairan najis?

Didasari itu semua, saya pun memilih untuk mengatakan saya bukan manusia. Secara garis besar saya katakan alasannya adalah karena saya belum mampu menjadi manusia sebagaimana mestinya. Saya tidak terlalu peduli apabila ada orang berkata saya terlalu lebay atau semacamnya. Lagipula itu hak mereka untuk berbicara. 

Manusia akan menjadi manusia seutuhnya ketika ia mengenal Tuhan, agamanya dan sesamanya.

-Jafar Shodiq. 

Terimakasih sudah membaca tulisan saya kali ini. Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat. Saya mohon tetap menjaga kebersihan, menggunakan protokol kesehatan dan taati peraturan karena;

Satu kebaikan yang kita lakukan akan bermanfaat untuk diri kita sendiri dan orang lain.  

-Jafar Shodiq. 

Saya selalu menerima kritikan dan saran. Kalian bisa menghubungi saya lewat:

Instagram: Jafarshodiq16

Twitter: Jafarshodiq01

Email: Zaxreus16@gmail.com 

Komentar

Postingan Populer