Lelaki Harimau by Eka Kurniawan.

Di artikel kedua dalam label "Perkosa Buku", saya memutuskan untuk meriview novel Eka Kurniawan yang hari ini saya baca. Judulnya adalah Lelaki Harimau. Iya, setelah saya membaca novel ini, saya tidak sabar untuk memperkosanya dan melontarkan pendapat saya tentang novel ini. Kabarnya novel ini adalah novel kedua dari Mas Eka Kurniawan selepas ia melahirkan novel Cantik Itu Luka. 

Sebelum saya merivewnya, saya ingin memberikan satu kata untuk salah satu penulis favorit saya, Mas Eka Kurniawan; GILA!

Gimana bisa saya gak bilang gitu kalo saya tau bahwa novel ini telah diterjemahkan ke Bahasa Inggris, Italia, Prancis, Jerman dan Korea! Makin salut sama Mas Eka Kurniawa.

Judul: Lelaki Harimau.
Penulis: Eka Kurniawan.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.
Tahun terbit: 2004.
Tebal buku: 204 halaman. 
ISBN: 978-602-032-4654.


source; google.com.

Sinopsis novel Lelaki Harimau: Margio adalah bocah yang menggiring babi ke dalam perangkap. Namun, di sore ketika seharusnya rehat menanti musim perburuan, ia terperosok dalam tragedi pembunuhan paling brutal. Di balik motif-motif yang berhamburan, antara cinta dan pengkhiantan, rasa takut dan berahi, bunga dan darah, ia menyangkal dengan tandas. "Bukan aku yang melakukannya, ia berkata dan melanjutkan, "Ada harimau di dalam tubuhku."

Itulah synopsis dari novel ini. Okay, tanpa banyak basa-basi lagi, mari kita mulai perkosa bukunya:

A/ Judul:

Dari judulnya, saya kira novel ini ngebahas tentang seorang manusia yang dikutuk jadi harimau. Mirip-mirip sinetron Indo**ar yang gak jarang bikin saya nguap lalu tidur gitu aja. Eh... ternyata perkiraan saya salah. Mas Eka Kurniawan berhasil menipu saya dari judulnya. Sama seperti novel Mas Eka yang lain, saya sendiri tidak berani memutuskan bahwa novel ini bergenre romance atau thriller atau genre yang lainnya. Karena semua genre hampir saya temukan di novel ini. Tapi, kalo kalian searching di mbah google, kalian bakal temuin fakta bahwa novel ini masuk genre fiksi fantasi. Ya... boleh lah saya terima. 

B/ Alur Cerita:

Pemeran utama di novel ini adalah Margio, seorang pemuda yang mempunyai dendam kesumat pada ayahnya, Komar bin Syueb. Dendam itu tumbuh setelah ia melihat sendiri bagaimana ayahnya memukul, menonjok, menendang dan menyiksa istrinya sendiri yang tidak lain adalah ibu Margio, Nuraeni. Bahkan tidak segan-segan sang ayah akan melakukan apa saja jika keinginannya tidak terpenuhi, termasuk memuntahkan isi kemaluannya pada sang istri. 

Di novel ini, Nuraeni memiliki kebiasaan yang menurut saya cukup unik; berbicara pada panci dan alat-alat dapur. Ia seakan mencurahkan isi hatinya pada alat-alat itu. Tidak lagi Margio melihat kebahagiaan yang tercipta di mata ibunya. Meskipun ia dan adiknya, Mameh telah melakukan apa saja demi menumbuhkan kembali kebahagiaan ibunya. 

Kehidupan keluarga Komar bin Syueb mengalami penaikan setelah ia membeli sebuah rumah di kota yang tidak disebutkan namanya. Alih-alih merubah keadaan, konflik-konflik dalam keluarga itu tetap bermunculan seperti jerawat yang dipecahkan. 

Hingga pada satu titik, dimana Margio dan Maneh menyadari ada sebuah kejanggalan pada ibunya. Mereka pikir ibunya sudah sinting karena mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Tapi dugaan mereka ternyata salah. Ibunya yang telah lama tidak berdandan, tiba-tiba mempercantik dirinya. 

Margio sadar bahwa ayahnya bukanlah sebab kebahagiaan ibunya, bahkan bisa dibilang ayahnya adalah sumber kehancuran atau kerapuhan ibunya. Pasti ada sebab lain kenapa ibunya tiba-tiba berubah menjadi perempuan normal kembali, meskipun ia dan adiknya sendiri tidak bisa memastikan bahwa ibunya sinting. 

Usut punya usut, ada keterikatan antara kebahagiaan Nuraeni dengan keluarga Anwar Sadat, tentangga keluarga Komar bin Syueb. Dan di sini Mas Eka seakan mulai memperjelas semua alur ceritanya. Hingga sampai dimana kita akan memahami alasan di balik pembunuah brutal nan sadis yang dilakukan oleh Margio.

Mas Eka membuka alur cerita novel ini dengan pembunuhan yang dilakukan oleh Margio terhadap Anwar Sadat, namun setelah itu, Mas Eka mengajak kita untuk mengetahui sejarah kedua keluarga tersebut. Dan yang pastinya tidak boleh kita lewatkan, kenapa? Karena benang merah memang terdapat dalam sejarah kedua keluarga ini. 

Saya sendiri sempat mengalami kebosanan yang sangat ketika memasuki sejarah kehidupan keluarga Anwar Sadat dan Komar bin Syueb. Tapi, seperti yang dikatakan penulis Rintik Sedu,

"Jika kalian sudah membuka satu novel dan membacanya, kalian harus bertanggung jawab untuk menghabiskannya." 

Dari situlah saya membunuh rasa bosan dan tetap mencari kejutan-kejutan yang Mas Eka berikan dalam novel ini. Mungkin kebosanan itu muncul karena dialog dalam novel ini terbilang sedikit. Lebih banyak narasinya. Alhasil huruf-huruf yang berdampingan sempat membuat mata saya tertutup rapat dan menggantinya dengan novel lain. 

Novel Lelaki Harimau juga mengangkat tema kemiskinan dan penderitaan. Dan menurut saya tema seperti ini sangat cocok jika diangkat oleh Mas Eka yang  memang handal dalam mengolah tema-tema anti mainstream. Tragedi yang bermunculan dalam novel ini pun sangat menarik. Mulai dari tragedy sakit hati, perjodohan, hingga pembunuhan. 

Salah satu kutipan menarik dalam novel ini adalah; 

"Bagi Komar sendiri, tidak ada yang lebih menyakitkan diri daripada apa yang terpampang di hadapannya, seorang istri yang memamerkan rahim berisi benih lelaki asing, lebih sakit daripada memikirkan kenyataan bahwa ia tak pernah sanggup membuat mereka senang."


Novel yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Prancis ini memang membuat saya takjub sendiri. Jempol untuk Mas Eka Kurniawan. 

C/ Gaya Bahasa:

Berbeda dengan novel Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, Mas Eka membawakan cerita ini dengan Bahasa yang lugas dan tegas, meski masih ada kata-kata vulgar di dalamnya. Ya, kata-kata itu memang dibutuhkan guna membangun khayalan dan perasaan yang nyata. Saran saya untuk pembaca novel Lelaki Harimau adalah teliti dalam membaca dan memahami kata-kata dalam novel ini. 

D/ POV atau Sudut Pandang:

Untuk novel ini, Mas Eka menggunakan sudut pandang orang ketiga. Saya setuju dengan pilihannya, karena mampu membongkar semua rahasia dan merajut hubungan antara babnya. 

E/ Cover atau Sampul:

Untuk sampul novel ini, saya sendiri kurang srek karena sampul bergambarkan harimau dengan warna belakang merah kurang memberikan rasa seram atau keberanian. Meskipun tidak menafikan maksud dari cerita itu sendiri. 

Untuk novel Lelaki Harimau, saya, pembaca, akan memberikan bintang 8/10. Dan ya, terima kasih untuk Mas Eka Kurniawan yang telah menyuguhnya cerita ini. Gokil, Mas!! 


Komentar

Postingan Populer