Fail. Again.



Source photo: pinterest.com


Gagal.

Lagi.

Lagi-lagi saya gagal. 

Sial.

Saya gagal lagi. 


Awalnya, saya mengira kehidupan ini adalah perlombaan. Karena dari dulu, saya selalu dituntut untuk selalu menjadi pemenang. Tidak ada kata ‘kalah’ dalam kamus saya. Tidak ada kata ‘lelah’ di dalamnya. Tidak ada kata ‘lemah’ di dalamnya. Hingga saya jatuh ke lubang kegagalan; lubang yang terasa amat menyakitkan, lubang yang menciptakan luka tanpa jeda, lubang yang di dalamnya saya tidak bisa lagi merasakan apa-apa selain melihat tujuan saya yang perlahan menjauh. 


Di dalam lubang itu, saya duduk, membiarkan luka-luka saya tetap terbuka, karena saya tidak sanggup lagi menahan derita. Kegagalan ini terasa sangat berat untuk dirasa. Isi kepala saya mulai memasuki dunia yang tidak pernah ingin saya jumpa. Dunia itu bernama dunia nyata.


Sekuat tenaga saya menafikannya, mengatakan padanya bahwa saya tidak mungkin kalah. Saya tidak mungkin gagal. Ini pasti ada yang salah dan tentu itu bukan kesalahan saya.

Saya berani bertaruh bahwa Tuhan pun menjadi saksi, bahwa saya telah susah payah berusaha. Saya sudah mengerahkan semua kemampuan saya. Lantas, kenapa yang dapatkan adalah kegagalan?


Kehidupan yang awalanya saya cintai, kini mulai saya benci. 


Saya tidak lagi mengenal yang namanya kebahagiaan, karena kini saya percaya dunia tidak akan pernah memberimu yang namanya kebahagiaan. Saya tidak lagi mengenal yang namanya kebersamaan, karena kini saya percaya bahwa sejatinya saya sendirian. Saya tidak lagi mengenal yang namanya perjalanan, karena kini saya percaya tidak ada lagi yang namanya masa depan. Saya tidak lagi percaya yang namanya cinta, karena kini saya percaya cinta hanya mengurung saya di ruang dunia.


Detik demi detik banyak hal indah dalam hidup saya rapuh. Di lubang ini, untuk pertama kalinya air mata saya jatuh, seolah kehidupan tidak ingin saya tumbuh. 


Berkali-kali saya bertanya pada Tuhan, “Apa yang Engkau sedang rencanakan?”


Hingga detik ini, saya tidak juga mendapatkan jawaban. Tapi, saya mulai memahami bahwa kegagalan adalah satu hal yang pasti. Karena dalam hidup, akan ada satu waktu di mana kita menyadari bahwa dunia tidak akan pernah bisa adil untuk semua orang. Selama kita bernafas,  masalah tidak akan pernah lepas. Dan kegagalan adalah cara Tuhan memberitahu kita bahwa hidup tidak melulu tentang kesempurnaan. 


Dan perlahan, kegagalan bagi saya menjadi satu hal yang perlu dinikmati. Karena seperti yang orang bilang, kita perlu satu langkah mundur untuk mampu mengambil seribu langkah maju. 


Komentar

Postingan Populer